21 Januari 2008

Migrant Ambasador road show on Elephant City




MAKAM BERLAPIS PASIR

Makam berlapis pasir dan tanpa taburan bunga
Diam membisu berebah dibawah merah teriknya panas
Dia telah pergi

Ketika sulit menemukan kesejahteraan dinegeri ini
Seorang wanita Cianjur terpaksa pergi kepadang pasir
Mencoba meraih kilauan bintang, namun terjerembab jatuh
Dia diketuk palu hukum padang pasir
Ketika eksekusi tiba atas dakwaan membunuh majikannya
Hukuman atau keadilan untuknya, tidak pernah terjawabkan
Ada berita angin dari gurun pasir yang tidak pasti
Dia Dipancung! atau dia ditembak!
Mukanya ditutup kain hitam diantara debu-debu padang pasir
Dia duduk berlutut lesu sendirian diremang sinar panas pagi
Keringat dan air matanya berbaur membasahi pasir-pasir gersang
Bibir kering terkatup rapat tak mampu meninggalkan pesan
Namun suara resah hatinya tertekan menjerit pilu ketakutan
"Jangan biarkan aku mati ! Jangan biarkan aku mati disini !
Aku akan terbaring ditaburi oleh pasir-pasir, dan aku takut !
Sungguh aku takut ! Padang pasir adalah makamku !"

Makam berlapis pasir dan tanpa taburan bunga
Diam membisu berebah dibawah merah teriknya panas
Dia telah pergi


~Nenen Gunadi~
13Jan08, Hunstville
Canada

tribute untuk YAnti, Cianjur

09 Januari 2008

KAU WANITA, KAU BURUH MIGRAN

Kuharap lagu air matamu terdengar disini, dan membius mereka yang terkuat
Kau wanita, kau buruh migran yang terkurung dalam sesaknya ruang kelam
Mencari sejahtera tetapi mendapat sayatan hati yang merobek jiwamu
Memohon naungan hanya diskriminasi yang kau dapat, kemudian tersingkirkan
Kau hanya dianggap sekedar komoditi yang senantiasa menjadi perbudakan
Betapa…! kau wanita terkoyak oleh kemiskinan dan ketidakadilan

Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat dinegeri ini ada disana
Saat tubuhmu dihempaskan kelantai hitam, dibenamkan kelembah lumpur ternodakan
Meronta percuma, tali-tali nista menjerat tanganmu, mulutmu terbungkam kain hitam
Kepalamu dibenturkan, terluka hebat lalu kaupun tak tahu lagi tentang nasib tubuhmu
Air mata darahmu menetes, melagu surga menjadi neraka, jiwamu terbang bersama perih
Dan kaupun pulang, ada dalam pelukan orang terkasih yang merana merajut luka-luka
Mengenangmu yang tak akan pernah bangun lagi.

Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat dinegeri ini ada disana
Saat hari-harimu terlilit cambuk perkasa yang menembus tulang-tulang putihmu
Makian dari mulut-mulut tuan besar menggelegar menyambar panas daun telingamu
Mata-mata besar menatap tajam pengawas atas dirimu yang bekerja tiada henti
Kekejaman telah membuatmu lumpuh dan kaupun dipulangkan kedesamu
Kau hanya berstatus kelas dua, terminal kelas tiga yang pantas bagimu
Kasusmu terkatup rapat dikotak besi, dan terlupakan sampai berkarat

Lalu, mereka yang terkuat apa yang bisa kau lakukan ?
Ada nyawa-nyawa melayang diantara wanita buruh migran
Ada tubuh-tubuh cacat diantara wanita buruh migran
Kuharap… kuharap mereka yang terkuat ada disana
Merubah perihnya biru langit, menjadi nirwana
Merubah lilitan miskin menjadi samudera sejahtera
Merubah yang tertindas menjadi yang terangkatkan

Kau wanita, kau buruh migran
Harapan bunga hidupmu berebah dipadang-padang harapan waktu
Namun duri-duri selalu saja menghiasi bungamu yang justru melukaimu
Mencoba memanjat tangga pelangi menuju langit, tuk meraih bintang seutuhnya
Namun separuh bintang saja itu sudah keberuntunganmu
Karena tanganmu selalu berdarah dalam genggaman tangan-tangan yang terkuat

Kuingin… kuingin kerajaan berbasis diskriminasi gender dihancurkan
Demi kau wanita, kau buruh migran !
Dan dedikasikan buat kau wanita-wanita !

~Nenen Gunadi~
19-Des-2007, Hunstville ON, Canada
www.nenensnest.com
Template Designed by Douglas Bowman - Updated to New Blogger by: Blogger Team
Modified for 3-Column Layout by Hoctro